Selasa, 17 Januari 2023

SULAP KARYA ILMIAH MENJADI BUKU

 

Resume Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 28 Pertemuan Ke-4

Tanggal            : 16 Januari 2023

Tema               : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber     : Eko Daryono, S.Kom

Moderator        : Nur Dwi Yanti, S.Pd



Tak terasa kegiatan “Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombangg ke-28” sudah sampai pada pertemuan ke-4. Kali ini tema yang diangkat adalah Menulis Buku dari Karya Ilmiah. Materi disampaikan oleh Bapak Eko Daryono, S.Kom yang biasa disapa Mr. Yons. Beliau adalah seorang ASN Fungsional Tertentu di SMP N 3 Mojolaban Sukoharjo dengan status tersertifikasi pada Mata Ajar TIK. Beliau memiliki jumlah karya baik solo maupun antologi berjumlah 32 serta karya ilmiah diantaranya berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Every One Is Teacher Dalam Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar TIK” dan “Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar TIK dengan Penerapan Strategi Tim Quiz”. Untuk lebih lengkapnya silahkan berkunjung ke link berikut ini    ( https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html). Pada materi kali ini peserta diajak untuk menyulap karya ilmiah yang sudah kita punyai menjadi sebuah buku.

Karya tulis ilmiah (KTI) dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 adalah tulisan hasil litbang  dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah. Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku.

1.    Karya tulis ilmiah nonbuku antara lain :

a.    KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar meliputi tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi.

b.    KTI hasil penelitian meliputi PTS, PTK, best practice, makalah, artikel, jurnal.

c.    KTI berupa ulasan atau resensi.

2.    Karya tulis ilmiah buku antara lain :

a. Buku bahan ajar : diktat, modul, buku ajar, buku ajar, buku referensi.

b. Buku pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan.

c. Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding.

Pada umumnya Struktur  Penulisan KTI sebagai berikut :


Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampus.

Apa perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku? Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI. Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab. Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis

Langkah-langkah mengkonversi KTI menjadi buku dapat dijabarkan sebagai berikut :

1.    Memodifikasi Judul

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.

2.    Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku. Pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah

3.    Memodifikasi bab 1

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN, boleh PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku. Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang

4.    Memodifikasi Bab 2

Susunan bab dan sub bab dapat diubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab.

 

Sebagai contoh dari Bab 2 pada PTK

Bab 2 tersebut dikonversi menjadi bebarapa bab pada buku, sebagai berikut :

BAB II   MOTIVASI BELAJAR

BAB III PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB IV PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB IV MODEL PEMBELAJARAN EVERY ONE IS TEACHER HERE

 

5.       Modifikasi Bab III

Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya. Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan. Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya. Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3.

6.       Modifikasi Bab IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV. Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

7.       Modifikasi Bab V

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.

8.       Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

 

 

Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku :

1.    Keaslian laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis sendiri. Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya

2.    Menghindari kompilasi yang terlalu banyak. Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis. Mengapa demikian, saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan

3.    Memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis.

4.    Modifikasi bahasa buku

Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A menyatakan berdasarkan hal tersebut. Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis

5.    Hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

6.    Wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

7.    Memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB.

Demikian materi pada pertemuan ke-4, mari jadikan karya ilmiahh kita menjadi buku dan dapatkan nilai angka kredit dari Laporan Penelitian dan Buku sekaligus. Mohon komentar, masukan, dan sarannya untuk membuat tulisan yang lebih baik di kesempatan mendatang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar