Resume Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 28 Pertemuan Ke-4
Tanggal : 16 Januari 2023
Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Narasumber : Eko Daryono, S.Kom
Moderator : Nur Dwi Yanti, S.Pd
Tak terasa kegiatan “Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombangg ke-28” sudah sampai pada pertemuan ke-4. Kali ini tema yang diangkat adalah Menulis Buku dari Karya Ilmiah. Materi disampaikan oleh Bapak Eko Daryono, S.Kom yang biasa disapa Mr. Yons. Beliau adalah seorang ASN Fungsional Tertentu di SMP N 3 Mojolaban Sukoharjo dengan status tersertifikasi pada Mata Ajar TIK. Beliau memiliki jumlah karya baik solo maupun antologi berjumlah 32 serta karya ilmiah diantaranya berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Every One Is Teacher Dalam Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar TIK” dan “Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar TIK dengan Penerapan Strategi Tim Quiz”. Untuk lebih lengkapnya silahkan berkunjung ke link berikut ini ( https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html). Pada materi kali ini peserta diajak untuk menyulap karya ilmiah yang sudah kita punyai menjadi sebuah buku.
Karya
tulis ilmiah (KTI) dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 adalah
tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan,
ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh
perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah. Secara umum KTI ada dua
yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku.
1.
Karya
tulis ilmiah nonbuku antara lain :
a.
KTI
bidang akademis untuk mendapatkan gelar meliputi tugas akhir, skripsi, tesis,
disertasi.
b.
KTI
hasil penelitian meliputi PTS, PTK, best practice, makalah, artikel, jurnal.
c.
KTI
berupa ulasan atau resensi.
2.
Karya
tulis ilmiah buku antara lain :
a. Buku bahan ajar : diktat, modul,
buku ajar, buku ajar, buku referensi.
b. Buku pengayaan : monografi, buku
teks, buku pegangan, buku panduan.
c. Buku kompilasi : bunga rampai,
prosiding.
Pada
umumnya Struktur Penulisan KTI sebagai
berikut :
Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampus.
Apa
perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku? Secara subtansi
isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya.
Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI. Secara
sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda.
Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan
tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab. Secara
Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi
sehingga bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi
mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis
Langkah-langkah
mengkonversi KTI menjadi buku dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.
Memodifikasi
Judul
Judul
KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan
seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Judul buku hasil konversi seperti
judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah
diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.
2.
Memodifikasi
Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI
Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika
dan penomoran yang baku. Pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku,
maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak
lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah
3.
Memodifikasi
bab 1
Bab
I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan
PENDAHULUAN, boleh PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku. Adapun
secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar
belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya
lebih mengeksplor latar belakang
4.
Memodifikasi
Bab 2
Susunan
bab dan sub bab dapat diubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi
beberapa bab.
Sebagai
contoh dari Bab 2 pada PTK
Bab 2 tersebut dikonversi menjadi bebarapa bab pada buku, sebagai berikut :
BAB II MOTIVASI BELAJAR
BAB III PEMBELAJARAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
BAB IV PEMBELAJARAN KOOPERATIF
BAB IV MODEL PEMBELAJARAN EVERY ONE
IS TEACHER HERE
5. Modifikasi Bab III
Substansi bab 3 sebenarnya lebih
terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data.
Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya. Ada beberapa alternatif
yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di
bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan. Menghilangkan bab 3
maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa
dicermati dari isi pembahasannya. Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep
pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3.
6. Modifikasi Bab IV
Bagian ini sejatinya merupakan
bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan
judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku.
Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV. Pada buku bab IV dapat
dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang
menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari
setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai
pendukung.
7. Modifikasi Bab V
Pada laporan hasil penelitian, bab
V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya
saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun
ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.
8. Modifikasi Lampiran
Lampiran yang disertakan hanyalah
instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.
Hal-hal
apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku :
1.
Keaslian
laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya
seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku,
maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang
oroginal punya penulis sendiri. Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi
desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine
untuk pengecekannya
2.
Menghindari
kompilasi yang terlalu banyak. Include saja pendapat pada ahli yang mendukung
substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis.
Mengapa demikian, saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang
otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar
meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya
penulisan kutipan
3.
Memilah
dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku
berbobot dan tidak bombastis.
4.
Modifikasi
bahasa buku
Hindari
pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut
si A menyatakan berdasarkan hal tersebut. Termasuk menyebutkan kata penelitian
ini, peneliti, bahkan penulis
5.
Hindari
pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
6.
Wajib
menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk
mendukung keabsahan buku.
7.
Memperhatikan
kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai
Buku 4 PKB.
Demikian
materi pada pertemuan ke-4, mari jadikan karya ilmiahh kita menjadi buku dan dapatkan nilai angka kredit dari Laporan Penelitian dan Buku sekaligus. Mohon komentar, masukan, dan sarannya untuk membuat tulisan yang lebih baik di kesempatan mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar