Kamis, 02 Februari 2023

Menerbitkan Majalah Sekolah Bisa!

 


Resume Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 28 Pertemuan Ke-11

Tanggal           : 1 Februari 2023

Tema               : Mengelola Majalah Sekolah

Narasumber     : Widya Setianingsih, S.Ag

Moderator       : Mutmainah, M.Pd



 

Suatu kebanggaaan yang tak ternilai jika sekolah kita bisa memiliki Majalah Sekolah sendiri. Tentu banyak sekali manfaat yang didapatkan, diantaranya: sebagai media komunikasi, promosi, publikasi dan wadah kreativitas guru dan siswa. Tapi, apa mungkin sekolah kita bisa memiliki majalah sendiri ya? Bagaimana caranya? Darimana biayanya? Pada kegiatan Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombangg ke-28 pertemuan ke-11 kali ini mengangkat tema “Mengelola Majalah Sekolah”. Materi disampaikan oleh Ibu Widya Setianingsih seorang guru di MI Khadijah Malang sekaligus alumni BM 21 yang telah memiliki  satu buku solo berjudul “Laras Makna Dalam Puisi” dan 30 antologi saat ini juga menjadi pimpinan redaksi Majalah Kharisma. Motivasi hidup beliau adalah “You Can Do Anything If You Believe It”.

 

Majalah menurut KBBI adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca. Waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan tengah bulanan, mingguan, dan sebagainya’. Majalah sekolah adalah majalah yang di kelola, dibuat, dan diedarkan di kalangan sekolah. Dari sekolah untuk sekolah.

 

Banyak orang berpendapat bahwa membuat majalah sangat sulit dilakukan apalagi di sekolah, karena jelas membutuhkan keprofesionalan yang tinggi untuk menerbitkan majalah sekolah, tidak bisa dilakukan ala kadarnya. Menurut Ibu Widya beberapa tantangan dan kendala dalam membuat majalah sekolah yang beliau alami, antara lain :

1.   Sumber Daya Manusia

Tantangan dalam membuat majalah adalah sulitnya menyatukan ide dan gagasan dari beberapa guru. Solusi yang bisa bisa dilakukan adalah merekrut teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan membentuk susunan redaksi majalah.

2.   Sumber Dana

Sekolah terkadang belum menganggarkan kegiatan majalah sekolah maka langkah yang bisa dilakukan adalah menyusun anggaran dan menentukan arah sumber dana.

3.   Dukungan Sekolah

Jika dukungan sekolah kurang dirasakan langkah yang bisa dilakukan adalah membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dan seterusnya

4.   Dukungan Masyarakat

Melakukan sosialisasi pada wali murid tentang rencana  pembuatan majalah dan pembiayaannya atau mencari sponsor dan rekanan yang mendukung bisa menjadi pemecahan masalah dalam mengatasi kendala pembuatan majalah sekolah.

 

Dengan banyaknya tantangan dan kendala tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa majalah sekolah memberikan banyak sekali manfaat. Berdasarkan pegalaman narasumber manfaat majalah sekolah, diantaranya :

1.      Sebagai sarana komunikasi sekolah dengan wali murid, dan siswa

2.    Sebagai media komunikatif sekolah yang berisi berita-berita sekolah, informasi, pengetahuan, dan hiburan.

3.      Wadah kreativitas guru dan siswa dalam berkarya (menulis, menggambar, dll)

4.      Sarana publikasi sekolah di masyarakat.

5.      Menjadi kebanggaan sekolah dan menambah nilai plus sekolah teruma saat akreditasi.

 

Gambar Majalah Kharisma MI Khadijah Malang


Berikut contoh susunan redaksi majalah sekolah Kharisma yang telah dikelola oleh Bu Widya di MI Khadijah Malang :

1.   Penasehat           : Yayasan

Tugasnya adalah memberikan segala pertimbangan terhadap segenap crew tentang majalah sekolah.

2.   Penanggung Jawab : Kepala Sekolah

Tugasnya adalah bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar. Ia dapat melimpahkan pertanggungjawabkannya kepada Pemimpin Redaksi sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional)

3.   Pimpinan redaksi : Pemimpin redaksi (editor inchief)

Bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massayang dipimpinnya.

4.   Editor : bertanggung jawab swa sunting tulisan, proofreding dan mengedit semua tulisan.

5.   Reporter : Merupakan prajurit di bagian redaksi, mencari berita lalu membuat dan menyusunnya.

6.   Fotografer tugasnya mengambil gambar peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang dibuat wartawan tulis.

7.   Layout, tugasnya mendesain majalah dan tata letaknya agar menjadi tampilan kominukatif dan menarik untuk disajikan.

8.   Bendahara tugasnya mengatur jalannya sirkulasi keuangan majalah sekolah   

 

Untuk keberhasilan dalam menerbitkan majalah sekolah, hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

1.      Buatlah nama yang unik, menarik, dan diingat.

2.      Menentukan artikel yang akan ditampilkan

3.      Mengajukan ISSBN/ QCRBN

4.      Menentukan bahasa yang dipakai dalam majalah

5.      Carilah tema dari hal yang lagi booming atau ngetrend di lingkungan sekolah dan masyarakat.

6.      Cover dan layout menarik

7.      Pembiayaan

8.      Pupuk ilmu secara kontinyu

9.      Pupuk kekompakan tim

 

Di akhir pemaparan Bu Widya memberikann kutipan “Siapa yang berhenti berusaha ketika menghadapi kegagalan, berarti dia telah gagal”

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, pada kesempatan kali ini 17 pertanyaan dibahas oleh narasumber, diantaranya yaitu :

 

P1

Toto Bekasi

Assalamualaikum

Bu Mut yang baik hati, mohon izin bertanya, dunk.

Di slide 20 ada istilah ISSBN. Kepanjangannya, apa, Bu?

 

Jawab :

Mengacu pada WIKIPEDIA.ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.

Saat ini Isbn diganti QCRBN, yaitu : QRSBN (QR Code Standard Book Number) adalah Aplikasi pengidentikasi Buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit. Dengan nama lain kode paten bahwa buku itu adalah karya kita yg tdk bisa di ambil atau di bajak orang lain

 

P2

Mengelola Majalah Sekolah (MS) memang tidak mudah. Betul, diperlukan kemauan kuat. Dan kadang siap apa saja. jika tulisan terlambat datang, kitalah serepnya. Banyak contohnya untuk majalah komunitas semacam ini. Yang nulis itu-itu terus. Tetapi sebenarnya kalau kita punya tabungan naskah, enak. Setidaknya 1,2 penerbitan.  Majalah kecilku dulu terbit tiap bulan, jadi sering keponthal-ponthal.Mbak Widia, majalah Sekolah dengan hard cover apa tidak mehong. Apakah Ortu tidak berat membayarnya. wajib kan? Terimakasih...

 

Jawab :

Memang semua itu harus memiliki seseorang yg menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong, mengompori crew. Tapi kita tidak perlu bersusah payah menulis sendiri.

Libatkan SISWA kita untuk ikut serta menulis. Pasti orangtua akan lebih senang anaknya berkarya. Kita bisa memanage sendiri budget dari majalah kita. Majalah Kharisma terdiri dari 40 hal, dgn 10 hal berwarna. Biaya cetaknya 10 - 11 ribu saja.

Jika ingin lebih menekan budget kurangi halamannya, bisa hitam putih tdk perlu warna. Apakah orangtua tdk keberatan??? Tentu tidak jika mereka paham dan mengerti ttg pentingnya majalah sekolah. Bahkan ikut promosi dan bangga dgn adanya majalah sekolah. Lebih2 jika foto anaknya terpampang di majalah. Bisa2 satu RT dipamerin semua.

 

Dari uraian di atas beberapa langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk membuat dan mengelola majalah sekolah. Halangan dan kendala pasti banyak untuk mewujudkan majalah sekolah, tetapi setiap masalah pasti ada solusinya. Terakhir saya ucapkan terimakasih banyak kepada Ibu Widya Setianingsih, S.Ag atas paparan materi dan tips mengelola majalah sekolah, semoga menjadi amal jariyah bagi Bu Widya. Amin. Diiringi do’a semoga kita semua selalu bersemangat untuk menulis setiap hari selama tiga bulan, menghasilkan karya dan bisa menginspirasi orang banyak. Salam Literasi.

 

1 komentar: