Rabu, 25 Januari 2023

Konsisten Menulis di Blog

 


Resume Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 28 Pertemuan Ke-8

Tanggal           : 25 Januari 2023

Tema               : Konsisten Menulis di Blog

Narasumber     : Drs. Dedi Dwitagama, M.Si

Moderator       : Sigid PN, SH


Pada pertemuan kali ini kegiatan agak berbeda dengan biasanya dengan narasumber Bapak Drs Dedi Dwitagama, M.Si dilakukan secara sinkronus melalui aplikasi zoom sehingga antar peserta dan narasumber dapat bertatap maya. Kegiatan tatap maya menimbulkan perasaan senang dan sedih, senang karena bisa bertatap maya dengan peserta yang lain yang selama ini belum pernah melihat wajahnya, sedih karena jika menggunakan aplikasi zoom sinyal tidak mendukung. Alhamdulilalah ada live youtube yang lebih jelas daripada zoom meeting. Materi pertemuan ke-8 ini sangat menarik  yaitu tentang Konsisten Menulis di Blog, ini menjadi pelengkap dari materi “Blog sebagai media pembelajaran” yang sudah tersampaikan sebelumnya.

 

Di awal pertemuan Bapak Dedi menunjukkan bahwa ketika kita menelusuri kata “sandal” akan muncul banyak sekali gambar, tetapi ketika menelusuri salah satu nama teman guru belum tentu kita temukan di laman pencarian sekalipun guru tersebut guru hebat, guru inti, guru pamong, atau guru penggerak. Hal itu terjadi karena mereka tidak meninggalkan jejak di internet atau tidak ada yang menuliskan nama mereka di internet. Maka dari itu pentingnya kita menuliskan hal-hal kecil sekalipun dalam internet. Saat ini sudah banyak platform yang dapat dijadikan media dalam menuangkan gagasan, antara lain berbagai sosial media dan blog pribadi.

Dari data narasumber terdapat sekitar 3,31 juta guru di Indonesia tetapi hanya sedikit yang hebat, diantara sebabnya adalah :

1.   Tidak Produktif

Produktif berarti apa yang kita lakukan mendatangkan atau memberikan hasil dan manfaat. Manfaat menulis pada akhirnya akan menjadi buku, cuan, atau menjadi ahli/ narasumber.

2.   Suka melakukan hal yang minimalis

Guru di Indonesia banyak yang suka melakukan hal yang minimalis saja, misalkan yang penting mengajar, yang penting tepat waktu, yang penting tugas pokok selesai dan cenderung tidak melakukan tugas secara optimal bahkan menerima tantangan.

3.   Terlalu serius

Setelah sekian lama bekerja dan serius mengajar kita terkadang tidak bisa melakukan hal yang lain, kecuali tugas pokok saja.

4.   Tidak punya waktu buat sendiri

Karena terlalu banyak tugas dalam pekerjaan dan karir bahkan sampai kita tidak punya waktu untuk diri sendiri dan keluarga. Jika suatu saat kita meninggal apakah nama kita sudah tertulis di laman pencarian? Seberapa banyak nama kita muncul di laman pencarian? Karena saat ini produktifitas guru hanya dinilai dari administrasinya, RPP mana silabus mana bahan ajar mana Analisa ketuntasan belajar siswa mana? Bukan pada karya yang permanen dalam internet.

Anda mau menjadi guru yang hebat? Berikut beberapa tips dari Bapak Dedi Dwitagama untuk menjadi guru hebat, yaitu :

1.   Produktif

Produktifitas seseorang terjadi jika dia punya visi, ide, pengembangan, melakukan efisiensi, dan mempunyai motivasi. Tidak sekedar berhenti pada ide tetapi tidak dilakukan.

2.   Percaya diri

Ketika kita produktif maka akan tumbuh kepercayaan ini. Jika kita mempunyai sekolah/ kelas yang bagus akan lebih permanen dokumentasinya ketika kita posting di blog dan kita ceritakan kelebihan sekolah/ kelas atau kejadian tertentu, itu akan bisa di lihat oleh siswa dan akan mengenangnya.

3.   Menjadi penulis

Menjadi penulis buku adalah sarana dalam mengabadikan kejadian yang kita alami, perasaan yang sedang melanda di suatu saat, atau bahkan karya monumenal kita. Namun saat ini buku saja tidak cukup, orang lebih dekat dengan handphone ketimbang dengan buku. Kita bisa mengabadikan momentum yang monumental tersebut dalam bentuk tulisan di blog, grafis yang disertai captian di social media, dan video di youtube atau sejenisnya. Dengan kita menulis di blog, bersosial media, membuat konten di youtube pada saatnya nanti ketika kita konsisten maka kita pun akan mendapatkan penghasilan sampingan, walaupun bukan itu tujuan kita menulis atau membuat konten. Mulailah dari bercerita tentang kejadian di kelas atau di lingkungan sekitar hari itu. Ambil foto dokumentasi dan ceritakanlah posting di internet maka kita sudah meninggalkan jejak di internet, kita bisa membacanya dilain waktu orang lain juga bisa membacanya kapanpun mereka mau.

Jika kita ingin jadi blogger, berikut tips konsisten menulis di blog menurut Bapak Drs. Dedi Dwitagama, M.Si :

1.   Tentukan tujuan atau genre blog

Menentukan tujuan akan membuat kita fokus dalam menulis, tetapi misal kita masih binggung menentukan jenis blog maka kita bebas menulis apa saja yang ada dalam pikiran kita.

2.   Buatlah outline pada permulaan

Menuliskan ide-ide gagasan yang akan kita buat di awal membuat postingan, lama kelaman outline tidak kita perlukan lagi.

3.   Mulai menulis

Memulai menulis tulisan pendek kemudian diupload, tidak perlu berlama-lama mengedit. Langsung publish biarkan komentar pembaca nanti kita tampung.

4.   Ikut komunitas menulis

Sekarang telah banyak komunitas blogger yang bisa diikuti, kunjungi, baca, dan komentari tulisan oranglain dari sanalah ide lain akan muncul.

5.   Fokus perjalanan karir

Mulai dari sesuatu yang paling bisa kita lakukan, lakukan dengan konsisten, misalkan menulis di blog, menulis buku, menggunakan social media. Karena perkembangan social media yang sangat cepat memang lebih baik kita selalu mengikuti perkembangannya, ketika sekarang orang banyak menggunakan Instagram atau tiktok, maka kitapun harus berusaha masuk ke dalamnya.

 

Materi di akhiri dengan quote “mulailah hari-harimu dengan bersyukur dan menulislah.”, Hidup yang bernilai adalah ketika “Dalam setiap kesempatan yang ada, kita bisa mendedikasikan diri, untuk selalu melakukan yang terbaik, bagi diri sendiri dan bagi orang lain”, “Taka ada keringat yang percuma”.


 


Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Kali ini peserta langsung mengajukan pertanyaan kepada narasumber, diantaranya : 

 

P1

Apakah kekurangan dari kita menulis di Kompasiana dan kekurangan menulis di Blogspot.com/ Wordpress.com?

Jawab :

Kekurangan ketika menulis di Kompasiana.com adalah jika Kompasiana.com bangkrut maka tulisan kita akan hilang selama-lamanya. Untuk itu jika kita menulis tulislah di Kompasiana.com kemudian copas ke blog pribadi dengan mengganti foto dan judulnya, karena Kompasiana.com menggunakan Turnitin kompasiana tidak akan menerbitkan tulisan yang sudah diterbitkan.

P2

Heri

Apa yang disampaikan Pak Dedi tadi terkait tentang kita harus keluar dari zona nyaman kalau bahasa anak zaman sekarang itu. Kalau guru lain hanya mengajar terus sedangkan kegiatan kita tidak tambah menulis,bahkan kita lakukan kegiatan menulis sampai malam seperti ini. Ketika teman-teman tuh banyak yang tanya dia bilang gini nggak ada kerjaan lagi aja pekerjaan rutin saja sudah banyak dan sebagainya. Nah yang jadi pertanyaan bagaimana ketika kita menghadapi teman-teman guru yang seperti ini gitu?

Jawab :

Dengan kita menulis akan banyak sekali pengalaman yang kita dapatkan. Kita bisa mengenal lebih banyak orang atau networking. Semua orang selalu mengukur dengan administrasi RPP-Silabus, itu dikerjakan dengan fokus selama beberapa hari kemudian sisa waktu kita bisa kita gunakan untuk menulis. Saya yakin tidak ada kegiatan yang kita lakukan itu percuma.

 

P3

Tadi Bapak bilang ketika kita banyak kegiatan kita harus baik dengan atasan ngajar, maksudnya  bagaimana? Kemudian ketika kita menjalankan reportase editorial yang menggambarkan sesuatu yang terjadi atau yang sedang viral tetapi kita tidak sempat posting teman-teman memberi komentar nanti tidak uptodate lagi, bagaimana mengatasinya?

Jawab :

Kita tunjukkan karya kita, mengkomunikasikan kegiatan kita kepada atasan dengan tidak meninggalkan tugas pokok kita, semua akan terkondisikan. Agar kita uptodate dengan suatu kegiatan kita bisa siasati dengan mendapatkan proposal kegiatan lebih dahulu dari panitia pelaksanaan sehingga ketika kegiatan berlangsung maka reportase kita sudah siap diposting. Salah satu model penulisan yang saya lakukan bukan tentang hal-hal yang sedang trend sekarang apa tetapi saya berbicara tentang apa yang saya suka karena bisa saja sekarang itu tidak sedang tren tetapi  10 tahun itu yang sedang trend.  Jadi tulis saja apa yang ingin kita tulis tidak perlu berpikir apakah itu akan menjadi tren atau tidak.

4 komentar: