Resume Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 28 Pertemuan Ke-9
Tanggal : 27 Januari 2023
Tema : Menulis itu mudah
Narasumber : Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I
Moderator : Lely Suryani, S.Pd.SD
Pertemuan ke-9 kali ini tema
yang diangkat sangat menarik yaitu “Menulis itu Mudah” sangat membuat penasaran
peserta, bagaimana ya cara menulis yang mudah itu? Narasumber yang akan menyampaikan pun ditunggu-tunggu
semua peserta yaitu Bapak Prof. Dr. Ngainun Naim. Beliau adalah seorang Dosen
IAIN Tulungagung yang tinggal di Trenggalek, Jawa Timur. Karyanya luar biasa
sangat banyak, terdapat 47 buku yang sudah diterbitkan serta ratusan artikel
dan jurnal.
Bagaimana caranya agar menulis
itu bisa menjadi kebiasaan yang dengan mudah bisa kita lakukan, bagai kita
ngemil disela-sela waktu, sebagai media untuk istirahat, menulis tanpa beban
dan mengalir deras dengan bebas? Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan
menurut Prof. Dr. Ngainun naim, M.H.I :
(1) Menulislah
hal-hal sederhana yang kita alami
Pengalaman hidup sehari-hari itu sumber
tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa
yang kita alami. Tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan. Jangan
takut salah atau jelek, tapi takutlah jika tidak menulis hari ini.
(2) Jangan
menulis sambil dibaca lalu diedit.
Ketika menulis sambil dibaca
berulang-ulang kemudian sudah berpikir untuk mengedit maka itu akan menjadi
hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Keluarkan saja apa yang ada dalam
pikiran secara bebas. Selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis,
tinggalkan dulu. Simpan di komputer jangan dibaca dulu. Cari suasana psikologis
yang berbeda. Cermati kalimat demi kalimat tambahkan ide yang ada jika memang
perlu ditambah. Jika ada typo, perbaiki tulisan dan ejaan. Sebelum mengunggah
ke blog atau Kompasiana, selalu dibaca ulang. Prinsipnya sederhana:
meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan penulis karena tulisan kita
adalah jejak kita
(3) Menulis
tentang perjalanan
Ini juga jenis tulisan yang mudah dibuat karena
kita sering melakukan perjalanan dan kita alami sendiri.
(4) Menulis
secara ngemil, sedikit demi sedikit
Misalkan seperti yang dilakukan Prof Naim,
setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Untuk blog atau Kompasiana,
menarget 3-5 paragraf/ hari. Untuk artikel jurnal, menarget 1 paragraf/ hari. Pagi
menulis artikel jurnal 1 paragraf, sampai di kantor menulis untuk blog 1-2 paragraf.
Ingat lakukan setiap hari secara konsisten.
Sesi pemaparan materi sampai pada Langkah keempat,
untuk selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Kali ini Prof Naim menyelesaikan 29
pertanyaan yang diajukan oleh peserta, diantaranya :
P1
Mau tanya Bu, saya Dewi dari Seruyan Kalteng. Kadang
banyak orang yang menganggap menulis itu susah dengan barbagai macam alasan,
bagaimana caranya agar kita bisa memberikan keyakinan kpd mareka bahwa menulis
itu sebenarnya tidak susah? Sehingga kita bisa mengajak orang2 disekitar kita
juga menyukai literasi terutama menulis ini. Apakah ada contoh penulisan
jurnal? Terimakasih
Jawab :
Baik. Pertanyaan menarik dari Bu Dewi di Kalteng. Saya
sejauh ini berpikir terbalik. Saya mewajibkan diri saya terus menulis. Orang
lain itu tidak saya paksa untuk menulis. Jika saya menjadi teladan, mereka akan
terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini saya memiliki banyak sekali
"murid" yang menulis setiap hari. Ya, setiap hari. Contoh penulisan
jurnal: ada. https://www.spirit-literasi.id/2022/08/menulis-penelitian-dan-artikel-jurnal.html.
Dan https://scholar.google.co.id/citations?user=SbPI0fkAAAAJ&hl=id&oi=ao
P2
Nama: Evridus Mangung- dari NTT P1. Menulislah hal-hal
sederhana. Ini pernyataan yang keren dari narsum malam ini. Pertanyaannya
adalah bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis
pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana
menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam
tulisan.
Jawab :
Terima kasih. Saya cukup
sering membaca puisi beliau. Kesulitan itu biasanya karena persoalan
psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan.
Caranya pokoknya ya ditulis. Bisa dilihat dari blog saya. Saya selalu mengawali
tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi
paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah
dengan melakukan.
P5
Pertanyaan
dari Teguh Wiyono bekasi
Jika menyimak paparan
prof. Sepertinya menulis itu memang mudah.
Namun sering kali, kita
terjebak dengan ego kita.. masa tulisan yang diangkat cuma kayak gitu..bagaimana menyikapi hal ini
prof?
Lawan terbesar penulis
adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan. Saya juga mengalaminya. Seiring
perjalanan waktu, saya mengabaikan itu. Pokoknya saya menulis saja. Kualitas
itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan. Tentu
juga harus belajar tanpa henti. Saya sampai sekarang masih terus belajar,
mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah
menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis?
P15
Nama : Nurmiati dari
Temanggung
Pada pemaparan materi
yang telah disampaikan Prof kita pada awalnya menulis bebas saja, Pertanyaannya
saya (1) kapan kita harus mengutip karya orang lain? bagaimana tips mengutip
karya orang lain? (2) Bagaimana mensiasati buku rujukan harus yang terbaru,
sedangkan buku cetak terbitan lama? Terimakasih atas jawabannya Prof
Jawab :
Kalau ini sudah masuk
kategori ilmiah populer, seperti beberapa tulisan saya di Kompasiana. Kapan
harus mengutip? Ya ketika kita memang merujuk ke pikiran orang lain di sebuah
buku. Jika itu memang murni pikiran kita ya tidak perlu mengutip. Syaratnya
harus betul-betul pikiran kita. (2) Sekarang ini tersedia banyak sumber
referensi online.
https://scholar.google.co.id/
https://www.mendeley.com/
https://www.academia.edu/
Di situs itu banyak buku
dan artikel yang bisa kita download gratis. Itu mengatasi buku cetak lama
Masih banyak lagi pertanyaan dan pembahasan yang tidka dapat
kami tulis disini. Kesemuanya adalah bagaimana memulai menulis dengan sangat
mudah.
Dari uraian di atas beberapa cara paling efektif agar
menulis serasa ngemil, sedikit tapi sering, adalah menulis setiap hari, sedikit
tapi konsisten. Tentukan target menulis harian atau daftar pikiran pokok setiap
paragraf yang akan kita buat sehingga bisa dibuat buku. Menulis setiap hari secara konsisten dari
kejadian yang kita alami. Untuk menjadi tulisan yang enak dibaca membutuhkan
perjuangan, tulisan yang bagus dibentuk dari kebiasaan menulis dan membaca
banyak tulisan. Namun tulisan yang bagus bukan target seorang penulis pemula,
karena tanpa disadari tulisan kita lama kelamaan akan enak dibaca dan menemukan
pembacanya. Terakhir saya ucapkan terimakasih banyak kepada Prof. Dr. Ngainun
Naim, M.H.I atas paparan materi dan tips menulis itu mudah, semoga menjadi amal
jariyah bagi Prof Naim. Amin. Diiringi do’a semoga kita semua selalu
bersemangat untuk menulis setiap hari selama tiga bulan, menghasilkan karya dan
bisa menginspirasi orang banyak. Salam Literasi.
Mantap Bu Nur resumenya
BalasHapusKeren, Bu. Tetap semangat. Selamat berkarya
BalasHapusAda nama saya ternyata diatas, semoga sukses Bu.
BalasHapusLengkap sekali resumenya
BalasHapus