Resume Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 28 Pertemuan Ke-13
Tanggal : 6 Februari 2023
Tema : Kaidah Pantun
Narasumber : Miftahul Hadi, S.Pd
Moderator : Dail Ma’ruf, M.Pd
Menurut KBRI Paris dalam laman https://kemlu.go.id/,
tradisi pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda tanggal 17
Desember 2020, pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the
Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis. Nominasi Pantun yang diajukan secara bersama oleh Indonesia dan Malaysia ini menjadi tradisi budaya Indonesia ke-11 yang diakui oleh UNESCO, setelah sebelumnya Pencak Silat diinskirpsi sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tanggal 17 Desember 2019. Keberhasilan penetapan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda tidak lepas dari
keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, maupun berbagai komunitas terkait Pantun. Maka seyogyanya
kita terus merawat dan melestarikan keberadaan pantun di tengah-tengah
komunikasi pergaulan sehari-hari. Saat ini semua Kementerian Republik Indonesia
mendukung akan kelestarian pantun, terbukti di setiap kegiatan terselip
beberapa penuturan pantun setiap tahun diadakan event atau festival pantun dan
masih banyak lagi.
Pada kegiatan Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombangg ke-28
pertemuan ke-13 kali ini kita akan belajar tentang "Kaidah Pantun”. Materi
disampaikan oleh Bapak Miftahul Hadi, S.Pd seorang guru di SDN Raji 1 Demak,
Provinsi Jawa Tengah. Beliau juga merupakan alumni BM 17. Selain buku antologi
dan solo Pantun beliau juga pernah menjadi peserta Pertandingan Cerdas Cermat Pantun
Kategori Guru/ Pendidik serta menjadi juri Pertandingan Cerdas Cermat Pantun Pendidikan
Guru dan Pelajar Internasional tahun 2021. Terus terang saya paling deg-degan
jika materi tentang puisi, pantun, cerpen, dan karya sastra lainnya, mungkin
karena kreativitas yang kurang atau mungkin karena belum menguasai ilmunya.
Maka dari itu mari kita belajar bersama-sama trik kreasi pantun dari raja
pantun KBMN PGRI.
Pada awal pemaparannya, Narasumber Bapak
Miftahul menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan seni verbal yang sangat
beranekaragam, salah satunya adalah pantun. Beberapa pertunjukan pantun berisi
narasi, misalnya kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan struktur pantun
untuk menceritakan kisah-kisahh sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan
genderang. Sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi
dasar pertunjukkan genre campuran yang kompleks, seperti “randai” dari Minangkabau
Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tari, seni drama, dan
seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.
Dari berbagai macam pantun dari tiap daerah, berikut terdapat definisi pantun. Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019). Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019).
Ciri-ciri Pantun antara lain :
1.
Satu bait terdiri atas empat baris
2.
Satu baris terdiri atas empat sampai lima
kata
3.
Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas
suku kata
4.
Bersajak a-b-a-b
5.
Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau
pembayang
6.
Baris ketiga dan keempat disebut isi atau
maksud
Kegunaan pantun itu ternyata banyak sekali.
Selain untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu. Pantun bisa juga digunakan
untuk mengawali sambutan pidato. Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan,
ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun. Pantun juga berfungsi sebagai
pemelihara bahasa. Pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan
menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum
berujar. Pantun juga menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain
dengan kata-kata. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat
sekaligus sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Apa perbedaan pantun dengan syair dan gurindam?
Berikut ini perbedaan antara pantun dengan syair dan gurindam menurut
narasumber :
Berikut disajikan beberapa contoh pantun, syiar, dan gurindam :
Contoh pantun :
Bagai patah tak tumbuh lagi,
Rebah sudah selasih di taman,
Bagai sudah tak suluh lagi,
Patah sudah kasih idaman.
Ikan gabus ada di rawa,
Ikan lele ada di kali,
Nenek menangis sambil tertawa,
Melihat kakek main lompat tali.
Contoh syair :
Inilah kisah bermula kawan
Tentang negeri elok rupawan
Menjadi rebutan haparan jajahan
Hidup mati pahlawan memperjuangkan
Engkau telah mafhum kawan
Penggenggam bambu runcing ditangan
Pemeluk tetes darah penghabisan
Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.
Contoh gurindam :
Jika rajin salat sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.
Selain pantun mempunyai ciri-ciri seperti
disebutkan di atas juga terdapat pantun kilat atau karmina, yaitu pantun yang
terdiri dari dua baris.
Contoh pantun kilat atau Karmina :
Sudah gaharu cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula.
Dalam kesempatan kali ini Bapak Miftahul Hadi, S.Pd menyampaikan trik cara mudah menulis pantun, yaitu:
1.
Memahami kaidah atau ciri pantun
Pantun
terdisi atas empat baris, tiap baris terdiri atas empat sampai lima suku kata.
Rima
dalam pantun terdiri dari rima akhir, rima tengah dan akhir, rima awal, tengah,
dan akhir serta rima lengkap. Seperti pada contoh berikut :
2. Menguasai perbendaharaan kata
Dengan
menguasai perbendaharaan kata yang rimanya sama akan mempermudah dalam
pembuatan pantun. Berikut contoh list perbendaharaan kata :
3. Menulis isi pantun (baris ketiga dan keempat) terlebih dahulu
4.
Menulis sampiran pantun (baris pertama dan
kedua) kemudian
Pada akhir pemaparan materi Pak Miftah
mengungkapkan bahwa pantun itu mudah tetapi sulit, sulit tetapi mudah namun
kita harus tetap berkarya, berdedikasi, dan menginspirasi. Selanjutnya adalah
sesi tanya jawab, beberapa diskusi saya rangkum sebagai berikut :
P1
HR Utami – semarang ;
Apakah sama dengan yang di Jawa disebut
Parikan? Kalau begitu selaras dengan pemaknaannya di Jawa. Pantun pada umumnya
berisi nasihat, nah panuntun dalam bahasa Jawa itu berarti petunjuk, panuntun, tuntunan, ajaran. Tua-tua
maunya serba tahu, Ikut KBM biar makin pintar, Meski tua ingin terus maju, Tak
peduli dengan komentar.
Jawab:
Terima kasih ibu HR Utami dari Semarang.
Tetangga njih buuk🙏
Betul sekali ibu, pantun umumnya berisi
nasihat. Dalam kebudayaan Jawa, pantun disebut parikan. Bisa parikan dua baris.
Contohnya
Kendal Kaliwungu,
Ajar kenal Karo aku.
Ataupun parikan yang empat baris, seperti
yang sudah kami contohkan di atas.
P3
Amin kurniawan
1. Tolong dijelaskan jenis-jenis pantun itu
apa saja dan beserta contohnya?
2. Untuk menjadi buku itu minimal berapa buah
pantun??
Trimakasih
Jawab :
Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara
lain
1. Pantun nasihat : pantun yang isinya (baris
ketiga dan keempat) nasihat kebaikan.
Contoh :
Tegak berdiri si batang Suji,
Tanam di samping petai cina,
Sejak kecil rajin mengaji,
Sudah besar tentu berguna.
2. Pantun jenak : pantun yang berisi hal-hal
lucu
Contoh :
Ikan gabus ada di rawa,
Ikan lele ada di kali,
Nenek menangis sambil tertawa,
Melihat kakek main lompat tali.
Untuk menjadi buku minimal berapa pantun?
Kalau buku solo pantun milik saya berisi 400an
pantun dengan tebal 170 halaman
Dari uraian di atas kita tahu pentingnya kita melestarikan
warisan budaya pantun yang sudah diakui oleh UNESCO. Membuat pantun dirasa
sulit oleh beberapa orang karena belum mengetahui triknya. Trik yang bisa
digunakan dalam membuat pantun antara laian : pahami ciri pantun, kuasai
perbendahaan kata yang berima, tulis isi pantun terlebih dahulu, kemudian tulis
sampirannya. Semoga dengan tips ini membuat kita yang seringkali kesulitan
membuat pantun menjadi lebih mudah. Terakhir saya ucapkan terimakasih banyak
kepada Bapak Miftahul Hadi, S.Pd atas paparan materi dan trik membuat pantun
dengan mudah, semoga menjadi amal jariyah untuk beliau. Amin. Tak lupa kita
berdo’a semoga kita semua selalu bersemangat untuk menulis apapun setiap hari dan
merasakan keajaiban datang, menghasilkan karya dan bisa menginspirasi orang
banyak. Salam Literasi.
Keereenn
BalasHapusSemangat
BalasHapushttps://yamin19710813.blogspot.com/2023/02/kaidah-pantun-pertemuan-ke-13.html
Resume materi 13 yang Bagus, lengkap dan informatif --- kren luar biasa. pertahankan dan semangat
BalasHapus