Senin, 06 Februari 2023

Membuat Pantun Lebih Mudah

 


Resume Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 28 Pertemuan Ke-13

Tanggal           : 6 Februari 2023

Tema               : Kaidah Pantun

Narasumber     : Miftahul Hadi, S.Pd

Moderator       : Dail Ma’ruf, M.Pd



Menurut KBRI Paris dalam laman https://kemlu.go.id/, tradisi pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda tanggal 17 Desember 2020, pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis. Nominasi Pantun yang diajukan secara bersama oleh Indonesia dan Malaysia ini menjadi tradisi budaya Indonesia ke-11 yang diakui oleh UNESCO, setelah sebelumnya Pencak Silat diinskirpsi sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tanggal 17 Desember 2019. Keberhasilan penetapan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda tidak lepas dari keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maupun berbagai komunitas terkait Pantun. Maka seyogyanya kita terus merawat dan melestarikan keberadaan pantun di tengah-tengah komunikasi pergaulan sehari-hari. Saat ini semua Kementerian Republik Indonesia mendukung akan kelestarian pantun, terbukti di setiap kegiatan terselip beberapa penuturan pantun setiap tahun diadakan event atau festival pantun dan masih banyak lagi.

 

Pada kegiatan Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombangg ke-28 pertemuan ke-13 kali ini kita akan belajar tentang "Kaidah Pantun”. Materi disampaikan oleh Bapak Miftahul Hadi, S.Pd seorang guru di SDN Raji 1 Demak, Provinsi Jawa Tengah. Beliau juga merupakan alumni BM 17. Selain buku antologi dan solo Pantun beliau juga pernah menjadi peserta Pertandingan Cerdas Cermat Pantun Kategori Guru/ Pendidik serta menjadi juri Pertandingan Cerdas Cermat Pantun Pendidikan Guru dan Pelajar Internasional tahun 2021. Terus terang saya paling deg-degan jika materi tentang puisi, pantun, cerpen, dan karya sastra lainnya, mungkin karena kreativitas yang kurang atau mungkin karena belum menguasai ilmunya. Maka dari itu mari kita belajar bersama-sama trik kreasi pantun dari raja pantun KBMN PGRI.

 

Pada awal pemaparannya, Narasumber Bapak Miftahul menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan seni verbal yang sangat beranekaragam, salah satunya adalah pantun. Beberapa pertunjukan pantun berisi narasi, misalnya kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan struktur pantun untuk menceritakan kisah-kisahh sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang. Sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukkan genre campuran yang kompleks, seperti “randai” dari Minangkabau Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tari, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.

 

Dari berbagai macam pantun dari tiap daerah, berikut terdapat definisi pantun. Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019). Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019).

Ciri-ciri Pantun antara lain :

1.       Satu bait terdiri atas empat baris

2.       Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata

3.       Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata

4.       Bersajak a-b-a-b

5.       Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang

6.       Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud

 

Kegunaan pantun itu ternyata banyak sekali. Selain untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu. Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun. Pantun juga berfungsi sebagai pemelihara bahasa. Pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Pantun juga menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain dengan kata-kata. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat sekaligus sebagai alat penguat penyampaian pesan.

Apa perbedaan pantun dengan syair dan gurindam? Berikut ini perbedaan antara pantun dengan syair dan gurindam menurut narasumber :


Berikut disajikan beberapa contoh pantun, syiar, dan gurindam :

Contoh pantun :

Bagai patah tak tumbuh lagi,

Rebah sudah selasih di taman,

Bagai sudah tak suluh lagi,

Patah sudah kasih idaman.

 

Ikan gabus ada di rawa,

Ikan lele ada di kali,

Nenek menangis sambil tertawa,

Melihat kakek main lompat tali.

 

Contoh syair :

Inilah kisah bermula kawan

Tentang negeri elok rupawan

Menjadi rebutan haparan jajahan

Hidup mati pahlawan memperjuangkan

 

Engkau telah mafhum kawan

Penggenggam bambu runcing ditangan

Pemeluk tetes darah penghabisan

Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.

 

Contoh gurindam :

Jika rajin salat sedekah,

Allah akan tambahkan berkah.

 

Selain pantun mempunyai ciri-ciri seperti disebutkan di atas juga terdapat pantun kilat atau karmina, yaitu pantun yang terdiri dari dua baris.

Contoh pantun kilat atau Karmina :

Sudah gaharu cendana pula,

Sudah tahu bertanya pula.

 

Dalam kesempatan kali ini Bapak Miftahul Hadi, S.Pd menyampaikan trik cara mudah menulis pantun, yaitu:

     1.       Memahami kaidah atau ciri pantun

Pantun terdisi atas empat baris, tiap baris terdiri atas empat sampai lima suku kata.

Rima dalam pantun terdiri dari rima akhir, rima tengah dan akhir, rima awal, tengah, dan akhir serta rima lengkap. Seperti pada contoh berikut :


2.       Menguasai perbendaharaan kata

Dengan menguasai perbendaharaan kata yang rimanya sama akan mempermudah dalam pembuatan pantun. Berikut contoh list perbendaharaan kata :


3.       Menulis isi pantun (baris ketiga dan keempat) terlebih dahulu

      4.       Menulis sampiran pantun (baris pertama dan kedua) kemudian

 

Pada akhir pemaparan materi Pak Miftah mengungkapkan bahwa pantun itu mudah tetapi sulit, sulit tetapi mudah namun kita harus tetap berkarya, berdedikasi, dan menginspirasi. Selanjutnya adalah sesi tanya jawab, beberapa diskusi saya rangkum sebagai berikut :

P1

HR Utami – semarang ;

Apakah sama dengan yang di Jawa disebut Parikan? Kalau begitu selaras dengan pemaknaannya di Jawa. Pantun pada umumnya berisi nasihat, nah panuntun dalam bahasa Jawa itu berarti  petunjuk, panuntun, tuntunan, ajaran. Tua-tua maunya serba tahu, Ikut KBM biar makin pintar, Meski tua ingin terus maju, Tak peduli dengan komentar.

Jawab:

Terima kasih ibu HR Utami dari Semarang. Tetangga njih buuk🙏

Betul sekali ibu, pantun umumnya berisi nasihat. Dalam kebudayaan Jawa, pantun disebut parikan. Bisa parikan dua baris. Contohnya

 

Kendal Kaliwungu,

Ajar kenal Karo aku.


Ataupun parikan yang empat baris, seperti yang sudah kami contohkan di atas.

 

P3

Amin kurniawan

1. Tolong dijelaskan jenis-jenis pantun itu apa saja dan beserta contohnya?

2. Untuk menjadi buku itu minimal berapa buah pantun??

Trimakasih

Jawab :

Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara lain

1. Pantun nasihat : pantun yang isinya (baris ketiga dan keempat) nasihat kebaikan.

Contoh :

Tegak berdiri si batang Suji,

Tanam di samping petai cina,

Sejak kecil rajin mengaji,

Sudah besar tentu berguna.

 

2. Pantun jenak : pantun yang berisi hal-hal lucu

Contoh :

Ikan gabus ada di rawa,

Ikan lele ada di kali,

Nenek menangis sambil tertawa,

Melihat kakek main lompat tali.


Untuk menjadi buku minimal berapa pantun?

Kalau buku solo pantun milik saya berisi 400an pantun dengan tebal 170 halaman

  

Dari uraian di atas kita tahu pentingnya kita melestarikan warisan budaya pantun yang sudah diakui oleh UNESCO. Membuat pantun dirasa sulit oleh beberapa orang karena belum mengetahui triknya. Trik yang bisa digunakan dalam membuat pantun antara laian : pahami ciri pantun, kuasai perbendahaan kata yang berima, tulis isi pantun terlebih dahulu, kemudian tulis sampirannya. Semoga dengan tips ini membuat kita yang seringkali kesulitan membuat pantun menjadi lebih mudah. Terakhir saya ucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Miftahul Hadi, S.Pd atas paparan materi dan trik membuat pantun dengan mudah, semoga menjadi amal jariyah untuk beliau. Amin. Tak lupa kita berdo’a semoga kita semua selalu bersemangat untuk menulis apapun setiap hari dan merasakan keajaiban datang, menghasilkan karya dan bisa menginspirasi orang banyak. Salam Literasi.

 

3 komentar:

  1. Semangat

    https://yamin19710813.blogspot.com/2023/02/kaidah-pantun-pertemuan-ke-13.html

    BalasHapus
  2. Resume materi 13 yang Bagus, lengkap dan informatif --- kren luar biasa. pertahankan dan semangat

    BalasHapus