Rabu, 08 Februari 2023

Menyusun Buku Nonfiksi

 


Resume Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 28 Pertemuan Ke-14

Tanggal           : 8 Februari 2023

Tema               : Konsep Buku Nonfiksi

Narasumber     : Musiin, M.Pd

Moderator       : Yandri Novita Sari, S.Pd



Siapa yang pengen punya buku, karangan kita sendiri foto kita terpampang di buku dan bukunya pun terpajang di rak Gramedia? Terkadang itu hanya angan-angan sebagian orang. Namun percayalah dengan niat yang dalam tidak ada yang tidak mungkin. Kepiawaian dalam mengemas isi buku tentu menjadi poin penting agar buku yang dihasilkan menjadi bermakna di setiap lembarannya. Jika kita berbicara tentang buku,  maka penulis harus mengetahui bagaimana konsep buku yang akan ditulis.  Selain memiliki tujuan dan manfaat,  konsep buku juga menjadi strong why penulis agar karya buku yang sedang digarap bisa tuntas baik berupa buku fiksi maupun buku nonfiksi. Jadi bagi seorang penulis mengetahui konsep buku sangat penting karna berkaitan dengan pola yang akan memudahkan proses penulisan buku. Hal ini juga agar kita terhindar dari kemandekan ide atau bahasa kerennya terhindar dari virus writer's block. Pada pertemuan kali ini kita akan mengupas materi tentang Konsep Buku Nonfiksi bersama Ibu Musiin,  M. Pd atau lebih akrab dengan panggilan Bu Iin.

Biodata narasumber dapat dilihat pada gambar berikut ini :



Bu Iin juga merupakan peserta KBMN gelombang 8 yang berhasil duet dengan Prof. Eko Indrajit, karya buku mayor beliau berjudul Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi. Selain menjadi penulis, beliau juga Founder Organisasi Swadaya Masyarakat YAPSI dan juga Founder PT In Jaya. Kemudian juga tidak kalah hebatnya,  alumni IKIP Negeri Malang ini juga berhasil menempuh Short Course di SEAMEO RELC di Singapura pada tahun 2015.

 

Pada awal materi Bu Iin memberikan sebuah polling kepada peserta berisi pertanyaan : Apakah Bapak Ibu sudah berhasil menerbitkan buku nonfiksi?

Hasil polling dari pukul 19.14 sd  20.35 adalah sebagai berikut :


Menurut narasumber tulisan nonfiksi adalah karya tulisan yang bersifat baku dan berdasarkan fakta. Tulisan yang memberikan informasi tentang fenomena-fenomena aktual yang terjadi yang dapat dibuktikan sumber kebenarannya dengan empirik.

Dari definisi di atas dapat disebutkan bahwa ciri-ciri tulisan nonfiksi adalah :

1.       Berisi penjelasan tentang suatu hal atau objek tertentu yang faktual

2.       Objektivitas yang tinggi dan berusaha menarik serta menggugah nalar pembaca

3.       Bahasa bersifat denotatif

4.       Penjelasan berupa fakta/ gagasan (tabel, infografis, diagram)

Adapun jenis-jenis tulisan nonfiksi yang dapat dikembangkan, antara lain :

1.       Biografi

2.       Esai

3.       Makalah

4.       Artikel

5.       Karya tulis ilmiah

6.       Buku non fiksi

 

Dalam menulis tulisan fiksi maupun nonfiksi seringnya kita mengalami berbagai ketakutan-ketakutan yang menghambat tersusunnya tulisan. Ketakutan  yang pernah dirasakan oelh narasumber ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

1.   Takut tidak ada yang membaca.

2.   Takut ssalah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3.   Merasa karya orang lain lebih bagus.

 

Ketakutan-katakutan itu harus dilawan dengan penuh kesadaran dan kemauan yang kuat.

Untuk mempermudah proses penyusunan tulisan/ bukuu nonfiksi ada beberapa pola yang berkembang, diantaranya sebagai berikut :

1.       Pola hierarkis yaitu buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit. Contohnya buku pelajaran

2.       Pola prosedural yaitu buku disusun berdasarkan urutan proses. Contohnya buku panduan

3.       Pola klaster yaitu buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara.

 

Pada kesempatan kali ini Bu Iin memberikan trik dalam proses penulisan buku nonfiksi yang terdiri dari 5  langkah, yakni

1.   Pratulis

2.   Menulis Draf

3.   Merevisi Draf

4.   Menyunting Naskah

5.   Menerbitkan

Dari kelima langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1.       Langkah Pertama Pratulis

Hal-hal yang harus dilakukan dalam langkah pratulis ini adalah

a.       Menentukan tema

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

 

b.       Menemukan ide

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya

1)      Pengalaman pribadi

2)      Pengalaman orang lain

3)      Berita di media massa

4)      Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5)      Imajinasi

6)      Mengamati lingkungan

7)      Perenungan

8)      Membaca buku

9)      Survey

10)  Wawancara

c.       Merencanakan jenis tulisan

d.       Mengumpulkan bahan tulisan

e.       Bertukar pikiran

f.        Menyusun daftar

g.       Meriset

h.       Membuat Mind Mapping

i.        Menyusun kerangka

 

2.       Langkah kedua menulis draf

Pada langkah ini hal yang harus dilakukan adalah menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas dan tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide  dituliskan

Sebagai contoh pengalaman Ibu Musiin, M.Pd dalam menulis buku non fiksi :

 

Tema yang beliau angkat di bukunya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi lain berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka.Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A.    Pembagian Generasi Pengguna Internet

B.    Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A.    Media Sosial

B.    UU ITE

C.    Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A.    Pengertian

B.    Elemen

C.    Pengembangan

D.    Kerangka Literasi Digital

E.    Level Kompetensi Literasi Digital

F.     Manfaat

G.    Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H.    Kewargaan Digital

 

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A.    Keluarga

B.    Sekolah

C.    Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A.    Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B.    Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C.    Membangun Digital Mindset Warganet +62

 

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be. Dengan mengikuti langkah tersebut, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

 

Berikut ini adalah anatomi buku nonfiksi.

1.         Halaman Judul

2.         Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.         Halaman Daftar Isi

4.         Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.         Halaman Prakata

6.         Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.         Bagian /Bab

8.         Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.         Halaman Glosarium

10.       Halaman Daftar Pustaka

11.       Halaman Indeks

12.       Halaman Tentang Penulis

 

3.       Langkah ketiga merevisi draf

Dalam kegiatan ini kita harus merevisi sistematika/ struktur tulisan dan penyajian serta memeriksa gambaran besar dari naskah. Merevisi dengan kata lain kita melakukan proofreading terhadap naskah buku yang telah kita buat

 

4.       Langkah keempat menyunting Naskah (KBBI dan PUEBI)

Hal-hal yang harus kita perhatikan dalam langkah menyunting naskah adalah mengenai :

a.    Ejaan

b.    Tata Bahasa

c.    Diksi

d.    Data dan Fakta

e.    Legalitas dan Norma

 

5.       Langkah kelima menerbitkan tulisan

Tulisan yang telah kita buat dan kita proofreading maka langkah terakhir adalah menerbitkan, baik dalam media surat kabar, majalah, blog/ web, atau diterbitkan oleh penerbit mayor.

 

Berikut ini adalah trending topik yang bisa kita gunakan sebagai bahan tulisan


Untuk mengetahu suatu topik menarik atau tidak, kita bisa mengecek di Google Trends.

Contoh hasil penelusuran di Google Trends :


Di akhir pemaparan Bu Iin kembali memberikan survey tentang rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh peserta. Dari pukul 20.22 sampai dengan pukul 20.28 tertangkap sebagai berikut :

 


Pada sesi tanya jawab kali ini, ada 8 pertanyaan yang diulas, beberapa pertanyaan lagi akan dijawab pada kesempatan yang lain, berikut cuplikan dua pertanyaan :

P1

Nurmiati Temanggung

Ijin bertanya Bu Iin, bagaimana menemukan ide buku dengan tema yang uptodate dan bisa menyelesaikan dalam waktu singkat sehingga ketika buku terbit maka temanya sudah tidak outofdate?

Terimakasih atas jawabannya

Jawab :

Tema yang update bisa diperoleh dengan banyak membaca, melihat konten-konten atau bisa juga dengan melakukan pengamatan. Jika kita sering melakukan ini, maka naluri penulis akan terasah. Seorang wartawan dengan jam terbang yang tinggi, kualitas tulisannya pasti bagus. Ingat dengan mantra Om Jay ' Menulislah setiap hari". Untuk bisa menulis setiap hari, pasti harus ada bahan yang ditulis. Ini akan mendorong kita untuk kreatif mencari ide.

 P2

Saya Candra dari Jakarta, izin bertanya

1. Di mana letak kesulitan  ketika membuat buku fiksi dan Nonfiksi

2. Dalam buku non fiksi berapa idealnya kita menyiapkan daftar Pustaka nya sebagai referensi buku kita

Jawab:

Terima kasih sahabat dari Jakarta. Tidak setiap orang mempunyai keahlian dalam menulis fiksi dan begitu sebaliknya, tidak semua orang bisa menulis buku nonfiksi. Bagi saya yang tidak memiliki jiwa seni, sulit sekali menuangkan kata-kata yang indah menjadi sebuah cerpen atau novel. Saya kira kesulitan yang dialami relatif tidak sama.

Tidak ada patokan untuk jumlah daftar pustaka untuk sebuah buku nonfiksi, tergantung data yang kita butuhkan. Semakin lengkap data pendukung kita dan dari sumber terpercaya, semakin bagus kualitas tulisan kita.

Dari materi dan tips membuat tulisan nonfiksi di atas membuat kita semakin termotivasi untuk segera mewujudkan buku dan menerbitkan buku kita. Terlalu lengkap materi yang di sampaikan sehingga kesimpulan yang dapat kita ambil adalah ayo segera kita wujudkan buku kita. Terakhir saya ucapkan terimakasih banyak kepada Ibu Musiin, M.Pd atas paparan materi dan trik membuat tulisan nonfiksi dengan mudah, semoga menjadi amal jariyah untuk beliau. Amin. Tak lupa kita berdo’a semoga kita semua selalu bersemangat untuk menulis apapun setiap hari dan merasakan keajaiban datang, menghasilkan karya dan bisa menginspirasi orang banyak. Salam Literasi.

 

 

1 komentar: